tag:blogger.com,1999:blog-82841643328707059782024-03-20T01:21:58.471-07:00INFO KESEHATANRudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-45168519693048598192012-06-26T08:24:00.001-07:002012-06-26T08:24:44.236-07:00<div class="fullpost"></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-25663025707694429002009-07-06T00:24:00.000-07:002013-08-31T18:16:51.995-07:00Glaukoma<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Glaukoma</span> adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan peningkatan tekanan bola mata. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia. Kehilangan penglihatan yang diakibatkan oleh glaukoma dapat dicegah melalui deteksi dini dan terapi oleh dokter .<br><br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyMpOzt1nzW_878s8e_WSMc3TOg2zYNaYh8_kIBwoQQZiBTyNK_GlrFpz7FUzEgS_OXhZilD5VrhQTCBasNhOESDG0ZpMWqXqUr0YWMrwqLgUZChZGDShRxbr564z1qOBvfOyRrTOzUcHp/s1600-h/glaukoma1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 204px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyMpOzt1nzW_878s8e_WSMc3TOg2zYNaYh8_kIBwoQQZiBTyNK_GlrFpz7FUzEgS_OXhZilD5VrhQTCBasNhOESDG0ZpMWqXqUr0YWMrwqLgUZChZGDShRxbr564z1qOBvfOyRrTOzUcHp/s320/glaukoma1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355247781846684930" border="0"></a><br>Tekanan bola mata >21 mmHg menekan serabut saraf yang berakibat kematian saraf mata sehingga terjadi bintik buta.<br>Glaukoma penyebab kebutaan nomor 2 yang tidak dapat dipulihkan. Bila dideteksi dini kebutaan dapat dicegah</div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Apa itu tekanan bola mata?</span><br>Tekanan bola mata diukur dalam millimeter air raksa (mmHg). Tekanan bola mata setiap orang berbeda-beda, namun normalnya berkisar dari 10 sampai dengan 21 mmHg. Ketika tekanan bola mata Anda lebih tinggi dari 21 mmHg, Anda memiliki risiko menderita glaukoma.ana gejalanya?<br>Terdapat dua tipe glaukoma yang perlu dikenali, yaitu glaukoma akut dan glaukoma kronik.<br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6e_KZdVX1Smt_QZO81FJfvoQOy-x4J3Qp8Odeh9Nma19wMTWHgcbLkC8idq8JAU745Vf6PjGn8FhrqISa5eqg9dUuU1cn-auQCLOz1NSVowgCsoAWgtcCJE-CjIyYh-wIdtPtSxCMv5C/s1600-h/glaukoma2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6e_KZdVX1Smt_QZO81FJfvoQOy-x4J3Qp8Odeh9Nma19wMTWHgcbLkC8idq8JAU745Vf6PjGn8FhrqISa5eqg9dUuU1cn-auQCLOz1NSVowgCsoAWgtcCJE-CjIyYh-wIdtPtSxCMv5C/s320/glaukoma2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355248246511433730" border="0"></a><br>Glaukoma Akut<br>Glaukoma akut biasanya terjadi secara mendadak, dengan gejala nyeri mata yang berat atau sakit kepala, mata buram, melihat pelangi di sekitar lampu, mual dan muntah. Serangan ini harus segera ditangani agar tidak menyebabkan kebutaan.Pada glaukoma jenis ini terjadi hambatan penyaluran keluar cairan dalam bola mata yang menyebabkan peningkatan tekanan intra okular mendadak dan dramatis.<br>Glaukoma kronik<br>Perjalanan penyakitnya lambat sehingga perlu pemeriksaan periodik untuk deteksi dan penanganan dini. Penderita glaukoma tipe ini biasanya sering tersandung saat berjalan karena telah terjadi penyempitan lapang pandang akibat glaukoma, sedangkan penglihatan sentralnya tidak terganggu. Hal ini menyebabkan penderita sering kali datang ke dokter dalam stadium lanjut.<br></div><br><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Siapa yang berisiko?</span><br><div style="text-align: justify;">Bila Anda memiliki salah satu faktor risiko di bawah ini, pemeriksaan teratur oleh dokter mata merupakan cara terbaik untuk mendeteksi glaukoma.<br>- Tekanan bola mata tinggi<br>- Usia lebih dari 40 tahun<br>- Rabun dekat yang ekstrim<br>- Tekanan darah tinggi<br>- Kencing manis/ diabetes melitus<br>- Cedera mata sebelumnya<br>- Glaukoma pada keluarga<br>Bagaimana mencegah kebutaan akibat glaukoma?<br>Pemeriksaan mata yang teratur diikuti terapi dini dan tepat dapat membantu mencegah kebutaan akibat glaukoma.<br>Apabila saya menderita glaukoma, bagaimana terapinya?<br>Glaukoma biasanya dikontrol dengan obat tetes mata yang digunakan beberapa kali sehari, kadang-kadang juga dikombinasi dengan obat minum. Obat-obatan ini bekerja dengan cara menurunkan tekanan di dalam bola mata dan harus dipakai secara teratur agar efektif. Tindakan laser juga efektif dalam mengobati baik glaukoma sudut terbuka maupun sudut tertutup. Akhirnya terapi pembedahan untuk membuat saluran baru agar cairan dalam bola mata dapat keluar mungkin dibutuhkan.<br>Kebutaan akibat glaukoma biasanya diawali dari pinggir sehingga sering baru disadari oleh pasien saat lanjut<br><br></div> <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Alat diagnostik mutakhir untuk deteksi dini glaukoma:</span><br><div style="text-align: justify;">Tekanan bola mata dengan non contact tonometry, tonometer aplanasi dan tonopen.<br>Perimeter komputer Humphrey<br>Pengukuran ketebalan lapisan saraf mata dengan Optical Coherence Tomography (OCT) dan Heidelberg Retinal Tomography (HRT)<br>Pengukuran kedalaman bilik depan bola mata dengan anterior OCT<br><br>Kebutaan akibat glaukoma biasanya diawali dari pinggir sehingga sering baru disadari oleh pasien saat lanjut<br></div><br><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Gejala</span><br><div style="text-align: justify;">Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain sehingga kebanyakan penderita datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan bahkan sudah buta. Selain itu, hal ini diperparah oleh minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya terhadap penyakit glaukoma. Secara umum gejala glaukoma dibedakan atas akut dan kronik.<br><br>Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat hebat pada mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata terlihat merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO yang mendadak. Pada beberapa kasus, keadaan ini sering disalahartikan dengan sakit kepala migren, hipertensi (tekanan darah tinggi), gastritis (sakit maag) ataupun infeksi mata biasa (konjungtivitis). Karena salah pengertian terjadilah salah penanganan, hal ini menyebabkan penyakit glaukoma terus berkembang dan kerusakan saraf yang terjadi semakin parah.<br>Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena umumnya peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita tidak menyadarinya.<br><br>Gejala yang menandakan bahwa glaukoma yang diderita seseorang sudah dalam taraf yang berat adalah menyempitnya lapang penglihatan (seperti melihat melalui lubang kunci). Pada keadaan ini penderita glaukoma akan sering menabrak-nabrak/tersandung dan sering tidak menyadari keadaan sekelilingnya (seperti memakai kacamata kuda). Keadaan ini dapat dialami oleh penderita tanpa ia menyadari adanya proses penyakit yang terus berkembang karena sering tidak ada keluhan lain pada matanya.<br><br>Glaukoma umumnya mengenai kedua mata, namun biasanya kebutaan yang timbul tidak bersamaan. Pada banyak kasus kebutaan terjadi pada satu mata baru kemudian mengenai mata lainnya. Saat inilah penderita baru menyadari adanya gangguan penglihatan.<br></div><br><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Pemeriksaan untuk mendeteksi Glaukoma</span><br>Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit glaukoma. Selain pemeriksaan mata secara umum seperti tajam penglihatan dan keadaan mata, perlu dilakukan beberapa tambahan pemeriksaan, yaitu:<br><br>1. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;"> Tonometri (pengukuran tekanan bola mata)</span><br><div style="text-align: justify;"> Tonometri dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:<br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe-uINwEmdQCR8MCYnmMC4D0ihM3QdM39AP2eyAU31xJ0YvfuSUcjZjlOKDbxUt7bIMj2YTW03trnXm4OyjJLISESikJpbmsY05vipyamY6Pf8D3VSpJ2WAVSL7Nh7Xb1CWIzwKAPRKwzW/s1600-h/glaukoma4.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 115px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe-uINwEmdQCR8MCYnmMC4D0ihM3QdM39AP2eyAU31xJ0YvfuSUcjZjlOKDbxUt7bIMj2YTW03trnXm4OyjJLISESikJpbmsY05vipyamY6Pf8D3VSpJ2WAVSL7Nh7Xb1CWIzwKAPRKwzW/s320/glaukoma4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355248592184576178" border="0"></a><br>a. T. Schiotz b. T. non contact c. T. aplanasi Goldmann<br><br>2. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Funduskopi (pemeriksaan retina dan saraf mata)</span><br> Pemeriksaan funduskopi dapat dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop,<br> lensa pembesar (78D, 90D) atau dengan funduskopi indirek (Schepen)<br><br>3. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Perimetri (pemeriksaan luas penglihatan)</span><br> Pemeriksaan perimetri dapat berupa konfrontasi (sangat seerhana),<br> perimetri kinetik (Goldmann) ataupun perimatri statik (Humphrey, Octopus).<br><br>Berikut ini contoh hasil pemeriksaan perimetri:<br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY6JjePbqlx9uCKQrmt03LTJndrFXzzRt2F6XhLmLHKrTe8rVRQJ6mfxHDX6V4O4OPsJ_iqSf0jrtgeZs_JQfWaDmCbn3a5pb1I7dilRMPyOkvQglvYYPGLBOBldbFnMRk69MQNssiQjD6/s1600-h/glaukoma5.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 126px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY6JjePbqlx9uCKQrmt03LTJndrFXzzRt2F6XhLmLHKrTe8rVRQJ6mfxHDX6V4O4OPsJ_iqSf0jrtgeZs_JQfWaDmCbn3a5pb1I7dilRMPyOkvQglvYYPGLBOBldbFnMRk69MQNssiQjD6/s320/glaukoma5.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355248807194040946" border="0"></a><br>4. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Gonioskopi (pemeriksaan sudut bilik mata depan) </span><br><br><span style="font-weight: bold;">PENANGANAN TERHADAP GLAUKOMA</span><br><br>Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia dan dunia, setelah katarak, namun kebutaan yang disebabkan glaukoma akan bersifat permanen (tidak dapat disembuhkan). Kebutaan karena katarak akan membaik setelah menjalani operasi pengangkatan katarak, sedangkan glaukoma tidak. Oleh karena itu, sebelum kebutaan terjadi penyakit glaukoma harus diobati agar tidak semakin bertambah parah.<br><br>Pengobatan terhadap glaukoma tergantung pada jenis glaukoma yang diderita. Secara garis besar ada 3 jenis terapi untuk glaukoma, yaitu pemberian obat-obatan (medikamentosa), laser dan operasi filtrasi.Pemberian obat-obatan biasanya dilakukan pada tahap awal kecuali pada jenis glaukoma tertutup. Pada jenis yang terakhir, laser iridotomi/ iridektomi operatif adalah terapi pilihan pertama. Saat pertama kali datang, pasien glaukoma akan mendapat pemeriksaan lengkap kemudian ditentukan jenis terapi yang akan diberikan.<br><br>Terapi obat-obatan memerlukan pertimbangan khusus karena tidak semua obat glaukoma aman dipakai untuk semua orang. Hal yang harus diperhatikan antara lain adanya riwayat asma, kelainan jantung atau ginjal dan adanya peradangan mata. Apabila tidak terdapat kontraindikasi, maka obat tersebut dapat diberikan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas hidup pasien, sehingga biasanya seorang dokter mata maksimal memberikan 3-4 macam obat tetes. Apabila obat tidak dapat menurunkan tekanan mata, maka dapat dilakukan laser atau operasi filtrasi tergantung pada keadaan pasien dan ketersediaan alat.<br><br>Berikut ini adalah skematik operasi filtrasi:<br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXIEWw8MP9xYsI8ZeHMx0huDOC7xmOLYBS_05X3nqDw8XBfJiWwupeZZOgK1uaLjd8xJSuLkdTnKC6k_2EVfTXWJfFTg0vmoV4b_e2J2LQP4vvQwozkMzoISpgHaHemwegcr3zWYhjo7CH/s1600-h/glaukoma6.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 134px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXIEWw8MP9xYsI8ZeHMx0huDOC7xmOLYBS_05X3nqDw8XBfJiWwupeZZOgK1uaLjd8xJSuLkdTnKC6k_2EVfTXWJfFTg0vmoV4b_e2J2LQP4vvQwozkMzoISpgHaHemwegcr3zWYhjo7CH/s320/glaukoma6.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355249609344630850" border="0"></a><br>Operasi filtrasi pada dasarnya adalah pembuatan saluran keluar cairan dalam bola mata (akuos humor), karena diketahui bahwa peninggian tekanan mata terjadi akibat hambatan aliran akuos. Dengan operasi ini diharapkan akuos dapat mengalir dan tekanan bola mata kembali normal. <br>Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center Glaukoma Jakarta : 021 - 3102433<br></div><br>dr. Virna Dwi Oktariana, SpM<br><br><br><span style="font-weight: bold;">OBAT GLAUKOMA</span><br><br>Pemilihan pengobatan glaukoma dapat dibagi berdasarkan jenis glaukomanya sebagai berikut :<br>1. <span style="font-weight: bold;">Glaukoma sudut terbuka </span><br><div style="text-align: justify;">Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.<br>Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.<br>Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.<br>Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).<br>Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.<br>Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).<br><br>2. <span style="font-weight: bold;">Glaukoma sudut tertutup </span><br>Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.<br>Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).<br>Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.<br>Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.<br>Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.<br>Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).<br>Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.<br>Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.<br>Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.<br>3. Glaukoma sekunder<br>Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.<br>Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.<br>4. Glaukoma kongenitalis<br>Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.<br><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcjKcEUFRUQO6joMiwcOaqSUmvdGZ2G0ZjrSXIZDzA9hPCRxUjvuLVmKixlro6Tw0dcrkyB3kib6SqllOzxhW8WeTSGSM6jN3lqxp6A0C_04Q5YQRpY_K7daGUM846_dblRZiVqY3lCKAK/s1600-h/glaukoma+7.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 308px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcjKcEUFRUQO6joMiwcOaqSUmvdGZ2G0ZjrSXIZDzA9hPCRxUjvuLVmKixlro6Tw0dcrkyB3kib6SqllOzxhW8WeTSGSM6jN3lqxp6A0C_04Q5YQRpY_K7daGUM846_dblRZiVqY3lCKAK/s320/glaukoma+7.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355249375544212626" border="0"></a><br>Sedangkan jenis obat yang beredar di pasaran adalah sebagai berikut :<br>1. Brinzolamide<br>Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata dengan kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan yang meningkat pada mata karena glaukoma sudut terbuka. Brinzolamide juga digunakan untuk mengatasi kondisi yang disebut hipertensi pada mata.<br>2. Timolol maleate<br>Timolol maleate adalah penghambat reseptor beta adrenergik non selektif yang digunakan untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol maleate mengurangi tekanan pada mata akibat glaukoma.<br>3. Betaxolol HCl<br>Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%.<br>4. Latonoprost<br>Latonoprost digunakan untuk mengontrol perkembangan glaukoma atau hipertensi mata. Latonoprost adalah senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara meningkatkan pengeluaran cairan dari mata.<br>Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate.<br>Untuk pemilihan obat glaukoma yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.<br></div><br>Sumber : berbagai sumber<br><br>Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center Glaukoma Jakarta : 021 – 3102433<br><br><br><br></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-81056496714483867332009-07-05T23:21:00.000-07:002009-07-05T23:30:15.521-07:00Varises<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_WideoLtGY5zl_P2JvQKUwl824CPaAD71Uf77mAUFmGFQaH3Bspg54D5CquKPe70snjb_4fPRKDlu1LFBngC8VqqM3eRv3cjcZ5aHZyH4ZE9tUXhQ1Ft3hWoUtUAP-pg4Ahn2bHk7Fj5S/s1600-h/kaki+varises.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 88px; height: 162px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_WideoLtGY5zl_P2JvQKUwl824CPaAD71Uf77mAUFmGFQaH3Bspg54D5CquKPe70snjb_4fPRKDlu1LFBngC8VqqM3eRv3cjcZ5aHZyH4ZE9tUXhQ1Ft3hWoUtUAP-pg4Ahn2bHk7Fj5S/s320/kaki+varises.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355229926449945458" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">DEFINISI</span><br />Varises Vena (vena varikosa), (Varicose Veins) adalah pelebaran vena permukaan di tungkai.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENYEBAB</span><br /><div style="text-align: justify;">Penyebab pasti dari varises vena tidak diketahui, tetapi kemungkinan penyebabnya adalah suatu kelemahan pada dinding vena permukaan.<br /><br />Lama-lama kelemahan ini menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Vena akan meregang dan menjadi lebih panjang dan lebih lebar. Untuk menyesuaikan dengan ruangnya yang normal, vena yang memanjang ini menjadi berliku-liku dan jika menyebabkan penonjolan di kulit yang menutupinya, akan tampak gambaran yang menyerupai ular. </div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br /><br />Pelebaran vena menyebabkan terpisahnya daun-daun katup. Sebagai akibatnya, jika penderita berdiri, vena dengan cepat akan terisi oleh darah dan vena berdinding tipis yang berliku-liku ini akan semakin melebar.<br /><br />Pelebaran vena juga mempengaruhi beberapa vena yang berhubungan, yang dalam keadaan normal mengalirkan darah hanya dari vena permukaan ke vena dalam. Jika katup-katup pada vena tersebut gagal, maka pada saat otot menekan vena dalam, darah akan menyembur kembali ke dalam vena permukaan, sehingga vena permukaan menjadi lebih teregang.<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix8_gac-Lg2yTu_sml7nI6pyk-doO3a16QjIgLu2uVJEsqsZSgs18JHYhh6OaodTgHaObl_Ci4RWzug4M-rLcFCfSJ2HT6lFsAks8guvBZnWQhOb7_PT8iOPVXHV9mdvT35vT0PQnOcZLA/s1600-h/varises.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 223px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix8_gac-Lg2yTu_sml7nI6pyk-doO3a16QjIgLu2uVJEsqsZSgs18JHYhh6OaodTgHaObl_Ci4RWzug4M-rLcFCfSJ2HT6lFsAks8guvBZnWQhOb7_PT8iOPVXHV9mdvT35vT0PQnOcZLA/s320/varises.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355230410003881138" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">GEJALA</span><br /><div style="text-align: justify;">Selain tidak enak dilihat, varise vena sering terasa sakit dan menyebabkan kaki mudah lelah. Tetapi banyak juga penderita yang tidak merasakan nyeri, meskipun venanya sangat melebar.<br />Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama jika tungkai dalam keadaan hangat (setelah menggunakan kaos kaki atau stoking). Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruk dan menyebabkan kulit tampak kemerahan atau timbul ruam. Hal ini sering disalah-artikan sebagai kulit yang kering.<br /><br />Gejala yang terjadi pada varises yang sedang berkembang kadang lebih buruk daripada gejala pada vena yang telah sepenuhnya teregang.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">KOMPLIKASI</span><br /><div style="text-align: justify;">Hanya sebagian kecil penderita yang memiliki komplikasi, yaitu berupa:<br />• Dermatitis, menyebabkan ruam kemerahan, bersisik dan terasa gatal atau daerah kecoklatan; biasanya pada bagian dalam tungkai, diatas pergelangan kaki. Penggarukan atau luka kecil bisa menyebabkan terbentuknya ulkus (borok) yang terasa nyeri dan tidak sembuh-sembuh.<br />• Flebitis, bisa terjadi secara spontan atau setelah suatu cedera; biasanya menimbulkan nyeri tetapi tidak berbahaya.<br />• Perdarahan. Jika kulit diatas varises sangat tipis, cedera ringan (terutama karena penggarukan atau pencukuran) bisa menyebabkan perdarahan. Perdarahan juga bisa berasal dari borok.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">DIAGNOSA </span><br /><div style="text-align: justify;">Varises vena biasanya dapat terlihat sebagai penonjolan dibawah kulit, tetapi gejalanya mungkin saja timbul sebelum vena terlihat dari luar.<br />Jika varises belum terlihat, dilakukan peminjatan tungkai untuk menentukan beratnya penyakit ini.<br />Rontgen atau USG dilakukan untuk menilai fungsi dari vena dalam. Pemeriksaan ini biasanya hanya dilakukan jika perubahan di kulit menunjukkan adanya kelainan fungsi dari vena dalam atau jika pergelangan kaki penderita bengkak karena edema (penimbunan carian di dalam jaringan dibawah kulit). Varisesnya sendiri tidak menyebabkan edema.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">PENGOBATAN</span><br /><div style="text-align: justify;">Karena varises vena tidak dapat disembuhkan, pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi.<br />Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena.<br />Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu setelah melahirkan.<br />Stoking elastis bekerja dengan cara menekan vena dan mencegah peregangan dan perlukaan pada vena.<br />Penderita yang tidak ingin menjalani pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang memiliki masalah medis sehingga tidak boleh menjalani pembedahan maupun terapi suntikan, bisa menggunakan stoking elastis ini.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Pembedahan </span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Tujuan dari pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin varises vena.<br />Vena superfisial yang paling besar adalah vena safena magna, yang berjalan mulai dari pergelangan kaki sampai selangkangan, dimana vena ini bergabung dengan vena dalam. Vena safena dapat diangkat melalui prosedur yang disebut stripping. Vena permukaan memiliki peran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan vena dalam, karena itu pengangkatan vena permukaan tidak mengganggu sirkulasi darah selama vena dalam berfungsi dengan normal.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Terapi suntikan </span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Pada terapi suntikan, vena ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu larutan disuntikkan untuk mengiritasi vena dan menyebabkan terbentuknya gumpalan (trombus).<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Pada dasarnya prosedur ini menyebabkan flebitis permukaan yang tidak berbahaya. Penyembuhan trombus menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan menyumbat vena. Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises vena kembali terbuka.<br />Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang melalui penekanan oleh teknik pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk jaringan parut, seperti yang diharapkan.<br /><br />Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa menghilangkan nyeri, yang biasanya menyertai flebitis permukaan.<br /><br />Terapi suntikan biasanya dilakukan hanya jika varises kembali timbul setelah pembedahan atau jika penderita menginginkan tungkainya tampak cantik. </div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-56588632477977796062009-07-05T21:58:00.000-07:002009-07-05T22:08:21.441-07:00Varises dan Obatnya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwLJ98RiVGfGWgadRUkufU1TZeOi20Se-lGe1DzB3AW9bTjJG-gbZ-aJCyh1ppV30eXZZCeNBUdA_l2jSRSxn2eW_8aZCs2X3lrVCe7DyxNnwfuERrj-RFtaAXJdJx4reKHSnNr8L_aqqd/s1600-h/varises.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 185px; height: 148px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwLJ98RiVGfGWgadRUkufU1TZeOi20Se-lGe1DzB3AW9bTjJG-gbZ-aJCyh1ppV30eXZZCeNBUdA_l2jSRSxn2eW_8aZCs2X3lrVCe7DyxNnwfuERrj-RFtaAXJdJx4reKHSnNr8L_aqqd/s320/varises.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355209507869332418" border="0" /></a>Obat varises terutama ditujukan untuk mengurangi gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi karena varises tidak bisa disembuhkan.<br /><div style="text-align: justify;">Di Indonesia ada beberapa bentuk sediaan obat varises yang beredar yang seperti;<br />1. Obat varises injeksi biasanya mengandung Polidocanol, juga dapat untuk wasir.<br />2. Obat varises untuk topikel dalam bentuk cream atau gel biasanya mengandung heparin atau campuran Buphenin dan bahan alami lainnya bisa digunakan sebagai anti memar.<br />3. Obat varises oral/diminum dalam bentuk kapsul/tablet biasanya mengandung bahan-bahan alami salah satunya daun pegagan (Centella asiatica). </div><div class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Varises</span><br /><div style="text-align: justify;">Varises atau varikose adalah pembuluh darah balik yang melebar dan berliku-liku sehingga menonjol di permukaan kulit. Pada orang-orang tertentu pembuluh balik yang terdapat di tungkai lemah dan dengan mudahnya mekar atau bengkak.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhev83rPiLh4mf-tszVu5jTPxSWXmkK1p1yvbRPQa5DhmcSz-iUy0aep5pyNtvcF0h5WDZxSiBMmFbM6A-6_nlDbN8AzaX3_9N6esa0Ou7fTpxak41_7hc_iYeuAROHL-FPYHHyquxKJ3Ld/s1600-h/sirkulasi+darah+kaki.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 302px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhev83rPiLh4mf-tszVu5jTPxSWXmkK1p1yvbRPQa5DhmcSz-iUy0aep5pyNtvcF0h5WDZxSiBMmFbM6A-6_nlDbN8AzaX3_9N6esa0Ou7fTpxak41_7hc_iYeuAROHL-FPYHHyquxKJ3Ld/s320/sirkulasi+darah+kaki.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355208798921164050" border="0" /></a><br />Peregangan pembuluh darah ini terjadi karena besarnya tekanan di dalamnya yang mengakibatkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan dengan demikian mudah teregang. Misalnya, tekanan yang bertambah pada pinggul dan perut seperti halnya kehamilan dan terlalu gemuk.<br />Kehamilan dapat memperberat keadaan, karena pembuluh darah balik panggul yang menampung darah dari tungkai tertekan oleh janin.<br />Biasanya katup yang terdapat di bagian dalam pembuluh juga sudah melemah, sehingga tidak lagi mampu mengatur aliran darah yang masuk ke dalam pembuluh darah tersebut.<br />Kerentanan seseorang terhadap terjadinya kelainan ini biasanya diturunkan. Kelainan ini sering ditemukan pada tungkai bawah, tungkai atas, dan dinding perut bawah, walaupun pada dasarnya dapat terjadi di bagian tubuh manapun.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">Gejala </span><br /><div style="text-align: justify;">Sering dirasakan penderita adalah pembengkakan di sepanjang pembuluh balik, diikuti dengan kekejangan pada otot serta perasaan lelah di tungkai belakang lutut.<br />Dalam hal lain, kulit pada tungkai bagian bawah mungkin pecah dan menyebabkan borok-borok besar. Selain itu terasa nyeri bila peradangan dan penggumpalan darah pada pembuluh balik terjadi di tungkai.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">Komplikasi</span><br /><div style="text-align: justify;">Berbahaya bila terjadi infeksi pada dinding pembuluh varikose. Infeksi ini mempermudah terbentuknya gumpalan darah yang mungkin mengalir dan tersangkut, kemudian menyumbat pembuluh darah di tempat lain.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena. (sumber : Republika)<br />Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu setelah melahirkan.<br />Untuk pemilihan obat varises yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.<br /></div><br />Contoh obat untuk Varises :<br />- Ardium<br />- Hirudoid<br />- Lanaven<br />- Madecassol<br />- Papaven<br />- Trombophob<br />- Venos<br /><br />Sumber : Medicastore<br /><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-61228127801275121832009-07-05T21:44:00.000-07:002009-07-05T21:56:02.880-07:00Kista Ovarium<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAJW6xyniIATP-ep3c5ZcDwnc4P1Yr7dc9s1L7UjwFm_NJofrC8y5BnwuXVmp2aWMup6-zjeqWVTI51JLrQX4EcjNTAki9Sdbapb_h214eWJjm7RKdRBvEJhzuzp1SSQ3VCWTra6dySGio/s1600-h/kista+ovarium+2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 183px; height: 127px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAJW6xyniIATP-ep3c5ZcDwnc4P1Yr7dc9s1L7UjwFm_NJofrC8y5BnwuXVmp2aWMup6-zjeqWVTI51JLrQX4EcjNTAki9Sdbapb_h214eWJjm7RKdRBvEJhzuzp1SSQ3VCWTra6dySGio/s320/kista+ovarium+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355205973284691858" border="0" /></a>Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.<br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Penyebab </span><br />Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. </div><div class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.<br />Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiosw2K8f4vncHNDbe5Rg0CZRBXPmE1mpspZv0ljIICL8iASrDdsOUSppVRFAXoJ01-p2G6jNDDuIoY7_kPw2rr9flFDQIO3TpL9D-pzPupYf87sAPODscJSxevkB3KvDI2zXIjhThTFt8G/s1600-h/kista+oarium1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 180px; height: 146px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiosw2K8f4vncHNDbe5Rg0CZRBXPmE1mpspZv0ljIICL8iASrDdsOUSppVRFAXoJ01-p2G6jNDDuIoY7_kPw2rr9flFDQIO3TpL9D-pzPupYf87sAPODscJSxevkB3KvDI2zXIjhThTFt8G/s320/kista+oarium1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355206263870554722" /></a><span style="font-weight: bold;">Gejala </span><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">Diagnosa </span><br /><div style="text-align: justify;">Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Komplikasi </span><br /><div style="text-align: justify;">Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.<br />Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.<br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">Pengobatan </span><br /><div style="text-align: justify;">Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.<br />Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.<br />Pemeriksaan USG sangat berperanan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.<br />Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.<br /></div><br />Sumber : http://www.blogdokter.net</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-53390648575227835392009-07-05T21:36:00.000-07:002009-07-05T21:43:35.231-07:00Varicocele<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLDH7E7zqzJCGBfNWeFcUDTa1t98H87XgjWVdg-1AVtfKIzlhT65mcxDWi-famfz4HgA_sF3Zhr-7RUyneOacvjc0q0wDrtz8Ah0Jj97Z3MglGlzP5XK2Tk_pgC69xXMT0iZpvHmIJLKo-/s1600-h/varicocele.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 206px; height: 165px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLDH7E7zqzJCGBfNWeFcUDTa1t98H87XgjWVdg-1AVtfKIzlhT65mcxDWi-famfz4HgA_sF3Zhr-7RUyneOacvjc0q0wDrtz8Ah0Jj97Z3MglGlzP5XK2Tk_pgC69xXMT0iZpvHmIJLKo-/s320/varicocele.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355203045384636498" border="0" /></a>Varicocele is an abnormal enlargement of the veins in the scrotum draining the testicles. The testicular blood vessels originate in the abdomen and course down through the inguinal canal as part of the spermatic cord on their way to the testis. Up-ward flow of blood in the veins is ensured by small one-way valves that prevent backflow. Defective valves, or compression of the vein by a nearby structure, can cause dilatation of the veins near the testis, leading to the formation of a varicocele.<div class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Anatomy</span><br /><div style="text-align: justify;">The term varicocele specifically refers to dilatation and tortuosity of the pampiniform plexus, which is the network of veins that drain the testicle. This plexus travels along the posterior portion of the testicle with the epididymis and vas deferens, and then into the spermatic cord. This network of veins coalesces into the gonadal, or testicular, vein. The right gonadal vein drains into the inferior vena cava, while the left gonadal vein drains into the left renal vein at right angle to the renal vein, which then drains into the inferior vena cava.<br />The small vessels of the pampiniform plexus normally range from 0.5-1.5 mm in diameter. Dilatation of these vessels greater than 2 mm is called a varicocele.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Etiology</span><br /><div style="text-align: justify;">The idiopathic varicocele occurs when the valves within the veins along the spermatic cord don't work properly. This is essentially the same process as varicose veins, which are common in the legs. This results in backflow of blood into the pampiniform plexus and causes increased pressures, ultimately leading to damage to the testicular tissue.<br />Varicoceles develop slowly and may not have any symptoms. There are most frequently diagnosed when a patient is 15-25 years of age, and rarely develop after the age of 40. They occur in 15-20% of all males, and in 40% of infertile males.<br />98% of idiopathic varicoceles occur on the left side, apparently because the left testicular vein runs vertically up to the renal vein, while the right testicular vein drains directly into the vena cava. Isolated right sided varicoceles are rare, and should prompt evaluation for an abdominal or pelvic mass (see secondary varicocele, below).<br />A secondary varicocele is due to compression of the venous drainage of the testicle. A pelvic or abdominal malignancy is a definite concern when a varicocele is newly diagnosed in a patient older than 40 years of age. One non-malignant cause of a secondary varicocele is the so-called "SMA" (superior mesenteric artery), a condition in which the superior mesenteric artery compresses the left renal vein, causing increased pressures there to be transmitted retrograde into the left pampiniform plexus.[1]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Symptoms</span><br />Symptoms of a varicocele may include:<br />• Dragging-like or aching pain within scrotum.<br />• Feeling of heaviness in the testicle(s)<br />• Infertility<br />• Atrophy (shrinking) of the testicle(s)<br />• Visible or palpable (able to be felt) enlarged vein[2]<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Diagnosis</span><br /><div style="text-align: justify;">Upon palpation of the scrotum, a non-tender, twisted mass along the spermatic cord is felt (it feels like a bag of worms.) The mass may not be obvious, especially when lying down. The testicle on the side of the varicocele may or may not be smaller compared to the other side.<br />Varicocele can be reliably diagnosed with ultrasound,[3][4] which will show dilatation of the vessels of the pampiniform plexus to greater than 2 mm. The patient being studied should undergo a provocative maneuver, such as Valsalva's maneuver (straining, like he is trying to have a bowel movement) or standing up during the exam, both of which are designed to increase intraabdominal venous pressure and increase the dilatation of the veins. Doppler ultrasound is a technique of measuring the speed at which blood is flowing in a vessel. An ultrasound machine that has a Doppler mode can see blood reverse direction in a varicocele with a Valsalva, increasing the sensitivity of the examination.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Treatment</span><br /><div style="text-align: justify;">Varicoceles may be managed with a scrotal support (e.g. jockstrap, briefs). However, if pain continues or if infertility or testicular atrophy results, the varicocele may need to be surgically ligated (tied off). A vasotonic drug is preferred in addition to the scrotal support.<br />Varicocelectomy, the surgical correction of a varicocele, is performed on an outpatient basis.[5] The three most common approaches are inguinal (groin), retroperitoneal (abdominal), and infrainguinal/subinguinal (below the groin). Various other techniques may be used. Ice packs should be kept to the area for the first 24 hours after surgery to reduce swelling. The patient may be advised to wear a scrotal support for some time after surgery.<br />Possible complications of this procedure include hematoma (bleeding into tissues), infection, or injury to the scrotal tissue or structures. In addition, injury to the artery that supplies the testicle may occur.<br />An alternative to surgery is embolization,[6] a non-invasive treatment for varicocele that is performed by an interventional radiologist. This involves passing a small wire through a peripheral vein and into the abdominal veins that drain the testes. Through a small flexible catheter, this doctor can obstruct the veins so that the increased pressures from the abdomen are no longer transmitted to the testicles. The testicles then drain through smaller collateral veins. The recovery period is significantly less than with surgery and the risk of complications is minimised. However, overall effectiveness is not as high as surgery, which is still an option.<br />Embolization is an effective treatment for post-surgical varicoceles. These are varicoceles that reappear after they have been surgically repaired. The main theory is the presence of redundant gonadal veins that provide collateralization cause the reappearance of the varicoceles. The use of NBCA glues during the embolization is as effective at embolizing these collaterals as coils. [7]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Prognosis</span><br /><div style="text-align: justify;">A varicocele is usually harmless and sometimes requires no treatment. If surgery is required because of infertility or testicular atrophy, the outlook is usually excellent. Removal of varicocele can lead to normal testicular temperatures and an increased sperm production.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Varicocele and Infertility</span><br /><div style="text-align: justify;">Whether or not a varicocele causes infertility is a contentious issue. Recent research suggests that there may be no improvement in fertility after treating a varicocele with surgery; indeed, the research implies that there may not even be a reliable causal link between the presence of a varicocele and infertility in males.[8]<br /></div><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">References</span><br /><div style="text-align: justify;">1. ^ Rudloff U, Holmes RJ, Prem JT, Faust GR, Moldwin R, Siegel D (2006). "Mesoaortic compression of the left renal vein (nutcracker syndrome): case reports and review of the literature". Annals of vascular surgery 20 (1): 120–9. doi:10.1007/s10016-005-5016-8. PMID 16374539.<br />2. ^<br />o 'Worms' or 'Spaggetti' describe it informally.<br />Urologychannel: Varicoele - URL retrieved October 21, 2006<br />3. ^ Bucci S, Liguori G, Amodeo A, Salamè L, Trombetta C, Belgrano E (2007). "Intratesticular varicocele: evaluation using grey scale and color Doppler ultrasound". World Journal of Urology 26: 87. doi:10.1007/s00345-007-0216-1. PMID 17962950.<br />4. ^ Charboneau, J. William; Rumack, Carol M; Wilson, Stephanie R. (1998). Diagnostic ultrasound. St. Louis: Mosby. ISBN 0-8151-8683-5.<br />5. ^ Hsu GL, Ling PY, Hsieh CH, et al (2005). "Outpatient varicocelectomy performed under local anesthesia". Asian J. Androl. 7 (4): 439–44. doi:10.1111/j.1745-7262.2005.00080.x. PMID 16281094.<br />6. ^ Costanza M, Policha A, Amankwah K, Gahtan V (2007). "Treatment of bleeding varicose veins of the scrotum with percutaneous coil embolization of the left spermatic vein: a case report". Vascular and endovascular surgery 41 (1): 73–6. doi:10.1177/1538574406296074. PMID 17277247.<br />7. ^ Sze DY, Kao JS, et al (2008). "Persistent and recurrent postsurgical varicoceles: venographic anatomy and treatment with N-butyl cyanoacrylate embolization". J Vasc Interv Radiol. 19 (4): 539–45. doi:10.1016/j.jvir.2007.11.009. PMID 16281094.<br />8. ^ BBC News: Varicocele<br /></div> Sumber : Wikipedia<br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-55382374947783514742009-07-05T21:28:00.000-07:002009-07-05T21:35:04.136-07:00Diabetes Insipidus<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzv4VtUHn2MitghQ6B0mR70_dkghnnunLb41i5tjO0ArMfzF06mvQh4oqxSmR9hSlossspr8RrNw831_u-nsbrR0IWdUttRQgZmJkTGCOtQwFuDxkcZsCSqYO-ghBl8p-lCm5d45u8aKyU/s1600-h/insipidus.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 134px; height: 132px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzv4VtUHn2MitghQ6B0mR70_dkghnnunLb41i5tjO0ArMfzF06mvQh4oqxSmR9hSlossspr8RrNw831_u-nsbrR0IWdUttRQgZmJkTGCOtQwFuDxkcZsCSqYO-ghBl8p-lCm5d45u8aKyU/s320/insipidus.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355200801607391586" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">DEFINISI</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Diabetes Insipidus</span> adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik ( ADH ) yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri).<br /><br />Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.<br />Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior.<br />Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik). </div><div class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">PENYEBAB</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal:<br /># Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormone<br />antidiuretik<br /># Kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah<br /># Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan<br /># Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)<br /># Tumor<br /># Sarkoidosis atau tuberkulosis<br /># Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak<br /># Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis<br /># Histiositosis X (penyakit Hand-Sch�ller-Christian).<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">GEJALA</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala usia.<br />Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih yang berlebihan.<br /><br />Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari).<br /><br />Jika kompensasi ini tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok.<br /><br />Penderita terus berkemih dalam jumlah yang sangat banyak, terutama di malam hari.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">DIAGNOSA</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.<br />Untuk menyingkirkan diabetes melitus (kencing manis) dilakukan pemeriksaan gula pada air kemih.<br /><br />Pemeriksaan darah menunjukkan kadar berbagai elektrolit yang abnormal.<br /><br />Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test.<br />Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter.<br />Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat badan dikur secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan darah turun atau denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari 5%, maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik.<br />Diagnosis diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap hormon antidiuretik :<br />- pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti<br />- tekanan darah naik<br /></div>- denyut jantung kembali normal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENGOBATAN</span><br /><br />Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya.<br /><br /><div style="text-align: justify;">- Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal.<br />Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.<br /><br />- Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.<br /><br />- Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid).<br />Tetapi obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.<br /><br />sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m<br />http://www.indonesiaindonesia.com/f/11207-diabetes-insipidus/<br /></div><br /><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-23702361115030774322009-07-05T20:49:00.000-07:002009-07-05T21:26:44.657-07:00HERNIA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRpyTqvFEDRwBJFlReq815shWDJnddHMzyWmKTquh3Ys3cpZfTcv1Tq28bi4X8C6vGaWcd68Vtm9MFhjk1QwvAVM8EdArK5l3DtwqWqX_rPjGlitFNSlWIyL874Ppj4fn7qHKXea9hm2HX/s1600-h/hernia+type.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 142px; height: 142px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRpyTqvFEDRwBJFlReq815shWDJnddHMzyWmKTquh3Ys3cpZfTcv1Tq28bi4X8C6vGaWcd68Vtm9MFhjk1QwvAVM8EdArK5l3DtwqWqX_rPjGlitFNSlWIyL874Ppj4fn7qHKXea9hm2HX/s320/hernia+type.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355192508239900258" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">I. DEFINISI</span><br /><div style="text-align: justify;">Kata hernia pada hakekatnya berarati penonjolan suatu kantung poriteneum, suatu organ atau lemak pra-peritoneum melalui cacat konginental atau akuisita dalam parietes muskuloaponeurotik dinding abdomen, yang normalnya tak dapat dilewati2 . Sebagian besar hernia timbul dalam regio ingualis dengan sekitar 50 persen dari ini merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persen sebagai inguinalis direk5. </div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br />Bagian – bagian dari hernia yaitu:<br />a)Cincin hernia<br />b)Kantung hernia (vaginalis )<br />c)Isi hernia<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQwJ-Iwf0BDO259z63gdfLI5c92wsMeWV8EqqzvDDSpNBhR9i01wBy0rimo38GoAj0CAZFMAFSJdlQng0yShJ24W63KpEJ4AomfUJNNtb9Q99ODtDIV0F2ycxHBG0pWjGgmg5Ei63hah6/s1600-h/hernia+regio+anatomy.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 219px; height: 199px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQwJ-Iwf0BDO259z63gdfLI5c92wsMeWV8EqqzvDDSpNBhR9i01wBy0rimo38GoAj0CAZFMAFSJdlQng0yShJ24W63KpEJ4AomfUJNNtb9Q99ODtDIV0F2ycxHBG0pWjGgmg5Ei63hah6/s320/hernia+regio+anatomy.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355197590422205842" border="0" /></a>Henia diberi nama berdasarkan letak hernia tersebut, umpamanya diafragma, inginal, umbilikal, femoral. Berdasarkan terjadinya, hernia di bagi menjadi atas hernia bawaan dan hernia dapatan ( hernia akuisita ). Berdasarkan sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk (usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk ke perut ) dan jika isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, maka disebut hernia iropenibel (ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia .<br />Secara garis besar , pembagian hernia dibagi menjadi 3, yaitu(1,2,4) :<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDviStaV0qTtSy_nRy-JaevCU8W10LAgVNslS8J3rJnPVo__pQHFyj3uLyAjandvj_1oOo2wUYfomPRimO1n5DMoLg4aWhYMHpERI2kOY3-wpE-ArIlrXq0vqwat6GTc91We1hEC99WOF-/s1600-h/hernia+types.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 217px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDviStaV0qTtSy_nRy-JaevCU8W10LAgVNslS8J3rJnPVo__pQHFyj3uLyAjandvj_1oOo2wUYfomPRimO1n5DMoLg4aWhYMHpERI2kOY3-wpE-ArIlrXq0vqwat6GTc91We1hEC99WOF-/s320/hernia+types.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355198642338943826" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">1.1 Hernia Inguinalis1 </span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia inguinalis timbul paling sering pada pria dan lebih sering pada sisi kanan dibandingkan pada sisi kiri nanti. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus internus obdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika bekontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach yang umunya hamper tidak berotot. Faktor paling kausal yaitu adanya proses vaginalis (kantong hernia ) yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongg perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Hernia inguinalis di bagi lagi, yaitu :<br /></div><br />1.1.1 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia inguinalis medialis</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia inguinalis direk ini hampir selalu di sebabkan oleh faktor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hasselbech. Oleh karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua.<br /></div><br />1.1.2 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia inguinalis lateralis </span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua buah pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong .<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">1.2 Hernia fermolis</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia femoralis umumnya di jumpai pada perempuan tua. Keluhan biasanya muncul berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen. Pintu masuk hernia femoralis adalah annulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v.femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha .<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">1.3 Hernia lain – lain </span><br />Yang termasuk dalam hernia ini yaitu hernia yang jarang terjadi :<br /><br />1.3.1 <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Hernia umbilikalis</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit . Hernia ini terdapat pada kira – kira 20 persen pada bayi dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur .<br /></div><br />1.3.2 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia para-umbilikalis</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia para-umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi kranial umbilikalus, jarang spontan terjadi di tepi kaudalnya .<br /></div><br />1.3.3 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia epigastrika </span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia epigastrika adalah hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilikus dan prosesus xifoideus. Isi terdiri atas penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.<br /></div><br />1.3.4 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia ventralis</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama.<br /></div><br />1.3.5 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia spieghel</span><br />Hernia spieghel ialah hernia interstisial dengan atau tanpa isinya mealui fasia Spieghel.<br /><br />1.3.6 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia obturatoria1</span><br />Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium.<br /><br />1.3.7 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia perinealis4</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia perinealis merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau skunder setelah operasi melalui perineum seperti prostatektomia atau reseksi rectum secara abdominoperineal.<br /></div><br />1.3.8 <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernia pantalon4</span><br />Hernia pantolan merupakan kombinasi hernia inguinalis dan medialis pada satu sisi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">II. ETIOLOGI</span><br /><div style="text-align: justify;">Hernia kebanyakan di derita oleh orang – orang yang berusia lanjut, karena pada usia – usia rentan tersebut dinding otot yang telah melemah dan mengendur untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada tempatnya sehingga mempercepat proses terjadinya hernia. Kegiatan fisik yang berlebihan juga diduga dapat menyebabkan hernia cepat berkembang seperti mengangkat barang – barang yang terlalu berat. Hal – hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya hernia yaitu batuk kronik, penyakit paru kronik, obesitas, dan bawaan lahir ( kongenital ).<br />Kewaspadaan akan bahaya hernia sangat penting untuk dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin agar pengangan hernia dapat mdah di atasi.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">III. PATOFISIOLOGI</span><br /><div style="text-align: justify;">a) Peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemak perperitoneal ke dalam kanalis femoralis1.<br />b) Faktor penyebab terjadinya hernia yaitu kelahiran multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.<br />c) Defek pada dinding abdomen dapat kongential atau didapat dan dibatasi oleh peritoneum1.<br />d) Isi usus terjebak di dalam kantung menyebabkan inkreasi (ketidakmampuan untuk mengurangi isi ) dan kemungkinan strangulasi (terhambatnya aliran darah ke daerah inkarerasi )1.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">IV. GAMBARAN KLINIS</span><br /><div style="text-align: justify;">a) Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring.<br />b) Pada hernia insipen tonjolan hanya dapat dirasakan hanya dapat dirasakan menyentuh ujung jari di dalam kanalis inguinalis dan tidak menonjol keluar4.<br />c) Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian intraabdomen.<br />d) Pada hernia epigastrika, penderita sering mengeluh perut kurang enak dan mual.<br />e) Tonjolan hernia insisional, biasanya berleher besar, sulit dikontrol oleh tekanan dan diperjelas dengan menegangkan rectum.1<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">V. DIAGNOSIS</span>2<br /><div style="text-align: justify;">a) Diagnosis banding hernia femoralis :<br />1. Limfadenitis yang disertai tanda radang lokal umum dengan suimber infeksi di tungkai bawah, perineum, anus, atau kulit tubuh kaudal.<br />2. Variks tunggal di muara v.safena magna dengan atau tanpa varises pada tungkai.<br /><br />b) Hernia inguinalis dapat ditegakkan diagnosis berdasarkan atas besar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.<br /><br />c) Hernia obturatoria didiagnosis dengan adanya keluhan nyeri seperti di tusuk – tusuk dan parastesia di daerah lutut.<br /><br />d) Hernia pantalon didiagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan ( tampak dan teraba benjolan di perineum yang mudah keluar masuk dan jarang mengalami inkarserasi ).<br /><br />e) Hernia spieghel didiagnosis dengan ditemukannya benjolan di sebelah atas titik McBurney kanan atau kiri, pada lateral m.rektus abdominis .<br /><br />f) Pada hernia inguinalis diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Benjolan akan membesar jika penderita membungkuk, batuk, mengedan atau mengangkat beban berat.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">VI. PENANGANAN HERNIA</span><br />Penanganan terhadap hernia dibagi menjadi dua cara, yaitu :<br /><br />a) <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Operasi</span>(1,6)<br /><div style="text-align: justify;">Dilakukan operasi yaitu untuk mengembalikan (reposisi) terhadap benjolan hernia tersebut. Dua prinsip yang digunakan dalam operasi hernia, yaitu herniotomi dengan memotung kantung hernia lalu mengikatnya dan herniorafi dengan perbaikkan defek dengan pemasangan jaring melalui operasi terbuka (laparoskopik).<br /></div><br />b) <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Terapi hernia</span> 2<br />1. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Terapi umum</span><br /><div style="text-align: justify;">a. Terapi konservatif berupa penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakain korset pada hernia ventralis. Sementara itu pada hernia inguinalis pemakaian korset tidak dianjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan, alat ini dapat juga melemahkan otot dinding perut.<br />b. Setiap hernia femoralis memerlukan tindakan operasi, kecuali kalau ada kelainan lokal atau umum yang merupakan kontradiksi operasi.<br />c. Setiap hernia femoralis memerlukan tindakan operasi, kecuali kalau ada kelainan lokal atau umum yang merupakan kontradiksi operasi.<br />d. Pada hernia ventralis, pengelolaan konservatif menggunakan alat penyangga luar korset elastik khusus untuk sementara atau lebih lama bila ada kontradiksi pembedahan.<br /></div><br />2. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hernioplastik endoskopik</span>(3,2)<br /><div style="text-align: justify;">Hernioplastik endoskopik merupakan pendekatan dengan penderita berbaring dalam posisi Trendelenburg 40 derajat. Digunakan tiga trokar, yang pertama di garis tengah dekat umbilicus, dan dua lainnya di lateral.Keuntungan metode ini yaitu mobiditas ringan, penderita kurang merasa nyeri, dan keadaan umum kurang terganggu dibandingkan dengan operasi dari luar.<br /></div><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><div style="text-align: justify;">1. Grace , Pierce A., Borley , Neil R . At a Glance Ilmu Bedah .ed. 3.2006.Jakarta : PT. Erlangga.<br />2. R . Sjamsuhidajat , Wim de Jong, Buku – Ajar Ilmu Bedah, eds. 1, 2005, Jakarta: EGC<br />3.http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=document_detail&xid=96,last update 7 Mei 2005, (download 28 November 2007)<br />4. http://medicastore.com /articles/isiArt.asp?artiID=30,18 November 2007, (download 28 November 2007)<br />5. Robert J.Fitzgibbons, Jr, MD; Anita Giobbie-Hurder, MS” Watchful Waiting vs Repair of Inguinal Hernia in Minimally Symptomatic Men”,http://www. JAMA -- Watchful Waiting vs Repair of Inguinal Hernia in Minimally Symptomatic Men_ A Randomized Clinical Trial, January 18, 2006, Fitzgibbons et al. 295 (3)_ 285.htm,18 januari 2006, (download 29 November 2007)<br />6. Karen Bloor, Nick Freemantle, Zarnie Khadjesari, Alan Maynard, Department of Health Sciences, University of York, York YO10 5DD, Department of Primary Care and General Practice, University of Birmingham, Birmingham B15 2TT “, Impact of NICE guidance on laparoscopic surgery for inguinal hernias: analysis of interrupted time series”,http://www.bmj.com/cgi/content/full/326/7389/578?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=hernia&searchid=1&FIRSTINDEX=0&fdate=1/1/2002&tdate=11/30/2007&resourcetype=HWCIT,15 Maret 2003, (download 29 November 2007)</div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-52503413482053942612009-07-03T00:50:00.000-07:002009-07-05T20:33:06.540-07:00Jenis-Jenis Lemak Makanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4aTSTpp6KgJLg7RGQhdxl4E3vCfoU1FBJiWWX25bn2A_BRGyEXjWcQ-gRMxf7PFBdGEqMRpxkyBYypSh4EtqGbAIWnUeaNgE40Bf55_EyYnx1BoOqoiM-Y_-LwD-ZgZmIxq0063eEJ6Cx/s1600-h/food+icon.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 108px; height: 108px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4aTSTpp6KgJLg7RGQhdxl4E3vCfoU1FBJiWWX25bn2A_BRGyEXjWcQ-gRMxf7PFBdGEqMRpxkyBYypSh4EtqGbAIWnUeaNgE40Bf55_EyYnx1BoOqoiM-Y_-LwD-ZgZmIxq0063eEJ6Cx/s320/food+icon.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355184448277186754" border="0" /></a>Lemak merupakan salah satu unsur penting yang terdapat di dalam makanan.<br /><div style="text-align: justify;">Dengan semakin meningkatnya angka kejadian penyakit jantung dan stroke, banyak masyarakat yang menganggap lemak sebagai "musuh".Apakah benar semua lemak berbahaya?<br />Penting kita mengetahui bahwa lemak yang terdapat dalam makanan sebenarnya terdiri dari berbagai jenis. Berikut beberapa hal mengenai perbedaan beberapa jenis lemak.</div><div class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYON0qfyiGq2dh7_zzRP7U1rS-pnB3-1TOt0I1SVrVtch1VZGo0mBI_oTKp0lCTcOrGg2838mXrEBQzEBkQDTAnwkoslXGQPQ1FRB-uBRUI4IakwQFFNBVYI14l-FtRXU5aYJyOgvfE2kT/s1600-h/jenis+lemak2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 257px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYON0qfyiGq2dh7_zzRP7U1rS-pnB3-1TOt0I1SVrVtch1VZGo0mBI_oTKp0lCTcOrGg2838mXrEBQzEBkQDTAnwkoslXGQPQ1FRB-uBRUI4IakwQFFNBVYI14l-FtRXU5aYJyOgvfE2kT/s320/jenis+lemak2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354140676632593106" border="0" /></a><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-58998434588667873992009-07-03T00:44:00.000-07:002009-07-05T20:40:46.085-07:00Metabolisme Lemak Dalam Tubuh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ140sCBjIMuXNkQlVl24h_v2fykKjAlMuanIU8_JH5pOfjmdm_R37mZ-jSQjEaeUDD33g3Oz4lLtmYBKRoSEWcnzx7WQJh2uUSf72atv9vz92P7T87L3vIGk3TR0m88tYG6DnbMfoi87Y/s1600-h/jenis+lemak.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 116px; height: 72px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ140sCBjIMuXNkQlVl24h_v2fykKjAlMuanIU8_JH5pOfjmdm_R37mZ-jSQjEaeUDD33g3Oz4lLtmYBKRoSEWcnzx7WQJh2uUSf72atv9vz92P7T87L3vIGk3TR0m88tYG6DnbMfoi87Y/s320/jenis+lemak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355186424649116882" border="0" /></a>Lemak merupakan salah satu unsur penting yang terdapat di dalam makanan.<br /><div style="text-align: justify;">Tanpa lemak tubuh kita tidak dapat berfungsi dengan normal, namun lemak yang berlebih juga dapat menimbulkan penyakit, seperti : Penyakit Jantung Koroner, Stroke dan Tekanan Darah Tinggi dengan berbagai komplikasinya.<br /></div>Bagaimana "nasib" lemak setelah dikonsumsi dalam tubuh manusia ?<div class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAw2n-2Ks31yIprmdqSvf21pt5w4CzrVBu6hO9rruT0li0AUfOf2UZ97sVEm-X75WDXUY2k8uhF2u_1oQv0SworUuPD3bhYAl97qv9G0F7200B4q6us6y2WZStOcOnC9ABCeCxvMOCH_F/s1600-h/metabolisme+lemak.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 320px; height: 274px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheAw2n-2Ks31yIprmdqSvf21pt5w4CzrVBu6hO9rruT0li0AUfOf2UZ97sVEm-X75WDXUY2k8uhF2u_1oQv0SworUuPD3bhYAl97qv9G0F7200B4q6us6y2WZStOcOnC9ABCeCxvMOCH_F/s320/metabolisme+lemak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354137711898615506" border="0" /></a><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-82704818554110303142009-07-03T00:19:00.000-07:002009-07-05T20:43:22.675-07:00Indeks Glikemik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheOQWq4it_QyemO5EP188SK2JasZ8JfCroPdpRdD_CBkZJC5kFc5zCG80q3VrpQPuVrGPSdHw15Vv-B-RjfsKR80Skbc7tk9zAff2AGeG0UemLdvolntgL7IRC78S92jk25wL1jcmET2vG/s1600-h/indeks+glikemik.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 91px; height: 92px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheOQWq4it_QyemO5EP188SK2JasZ8JfCroPdpRdD_CBkZJC5kFc5zCG80q3VrpQPuVrGPSdHw15Vv-B-RjfsKR80Skbc7tk9zAff2AGeG0UemLdvolntgL7IRC78S92jk25wL1jcmET2vG/s320/indeks+glikemik.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355187611907109186" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Indeks Glikemik</span> atau <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Glycemic Index</span> <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">(GI)</span> merupakan suatu sistem yang menggunakan peringkat untuk menilai seberapa cepat glukosa dari suatu jenis makanan memasuki aliran darah kita, atau dapat dikatakan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan dapat meningkatkan kadar gula darah.<div class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-mgIIThG19qmdiQokAFL7U5KVRxZ2ArxtXkXSA8nLbFAaUhG9GLHouofWBFKDrEsceeOSJx50oYEQs-swswN-sJ-q4qa5_LDf_LfuMg-1WD8hpplX5M7zft_zRKBd-SctrVrVltgrNNRD/s1600-h/glikemik+index2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 230px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-mgIIThG19qmdiQokAFL7U5KVRxZ2ArxtXkXSA8nLbFAaUhG9GLHouofWBFKDrEsceeOSJx50oYEQs-swswN-sJ-q4qa5_LDf_LfuMg-1WD8hpplX5M7zft_zRKBd-SctrVrVltgrNNRD/s320/glikemik+index2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354130454453295746" border="0" /></a><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-57141851036098432932009-07-02T21:20:00.000-07:002009-07-05T20:48:28.638-07:00Daftar Kalori Makanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDzvbwxSyhO0k9xLbT6JzHq3jGU8ijeqSsvpUZO0emLpF44S9_DVgAU6b6Qdx1s7LHdPtdi6P9689QMMwUPTaUs4jYS0DM90YGn3_vMF2F8rMjZRKp52lJVR7xbLnv0UwE8eqxv39ms8VF/s1600-h/kalori+makanan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 78px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDzvbwxSyhO0k9xLbT6JzHq3jGU8ijeqSsvpUZO0emLpF44S9_DVgAU6b6Qdx1s7LHdPtdi6P9689QMMwUPTaUs4jYS0DM90YGn3_vMF2F8rMjZRKp52lJVR7xbLnv0UwE8eqxv39ms8VF/s320/kalori+makanan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5355188914400722946" border="0" /></a>Daftar Kalori Makanan sangat berguna untuk menghitung jumlah kalori yang akan dimakan di dalam pengaturan diet, apakah untuk meningkatkan atau mengurangi berat badan maupun bagi orang yang sedang menjalani diet karena mempunyai penyakit tertentu.<br /><br />sdt = Sendok Teh<br />sdm = Sendok Makan<br />1 kalori= 4.184 KJ<div class="fullpost"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Minuman</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNmdN4Q7k2NCiOsF6hadbTdIM8B8DqwPC3c8F0HUNGHJ-WLQaViYU1EbdNILGK_bOw-ce68nUYWFAAWFVrF5m6D1xHjJiU30jOGkQ36U5uJMAodBXFIY5Pspi2RvWb5YaV3tUK3hgwc8ij/s1600-h/kalori+minuman3.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 234px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNmdN4Q7k2NCiOsF6hadbTdIM8B8DqwPC3c8F0HUNGHJ-WLQaViYU1EbdNILGK_bOw-ce68nUYWFAAWFVrF5m6D1xHjJiU30jOGkQ36U5uJMAodBXFIY5Pspi2RvWb5YaV3tUK3hgwc8ij/s320/kalori+minuman3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354088729131876130" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Makanan Karbohidrat</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEileHRAlFhH1qIa_JyIgKOu0ghgwwHi90p_6D7II4RgDNQH0MreSr29AzxIYx7KO1igRclaPA7DCb7LR2rEbWgsUBYq97m9Bt9myIAkrdSCy-1A-QlBBysRSOhOVNYJeihNAY3InUpaltyw/s1600-h/kalori+makanan+KH2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 249px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEileHRAlFhH1qIa_JyIgKOu0ghgwwHi90p_6D7II4RgDNQH0MreSr29AzxIYx7KO1igRclaPA7DCb7LR2rEbWgsUBYq97m9Bt9myIAkrdSCy-1A-QlBBysRSOhOVNYJeihNAY3InUpaltyw/s320/kalori+makanan+KH2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354090551891122258" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Hidangan</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnv8-PXAM1gbPl2PGTBHfb0dH0Rd9PWYI4dFU7kZW__EM9ldnM5T3qhGWRjofM_QZvrVhmiIE3DYltgI2ykTfrKFDHoOkBlr96y4VO3YzML0o9iXO9MatLvndP5DMGKiIHKKNWn2keWOjA/s1600-h/kalori+hidangan.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnv8-PXAM1gbPl2PGTBHfb0dH0Rd9PWYI4dFU7kZW__EM9ldnM5T3qhGWRjofM_QZvrVhmiIE3DYltgI2ykTfrKFDHoOkBlr96y4VO3YzML0o9iXO9MatLvndP5DMGKiIHKKNWn2keWOjA/s320/kalori+hidangan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354091892500660962" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Lemak dan Saus</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDcqCeKzlCk_rveGzeSOBtYPz8HZITZrCJsgGgEmX6gVkTFdYpIuO2ERJCQdh2x0_nPZ8i9aefG5ClMivrDbrYjdBXTjNRedw9boJVPU7zJAGWHP4HaFPgT19Bk037_Bp0Tmr3U6-sD51k/s1600-h/kalori+lemak+dan+saus2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDcqCeKzlCk_rveGzeSOBtYPz8HZITZrCJsgGgEmX6gVkTFdYpIuO2ERJCQdh2x0_nPZ8i9aefG5ClMivrDbrYjdBXTjNRedw9boJVPU7zJAGWHP4HaFPgT19Bk037_Bp0Tmr3U6-sD51k/s320/kalori+lemak+dan+saus2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354092198192581442" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pencuci Mulut</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeX2uwVcWG7-rFru8PWO5bnJJymzI12-fnkiiyIUZfyfDspX2wbipllEo06wJ_tgu_wmnpwiTBKPSrQwHE1Pq90Ze2gDHYSdmHZ-PenlqML7xOoH_xw7IoAqqMufiMkmSZTG8e3zM27ab5/s1600-h/kalori+pencuci+mulut1.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 222px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeX2uwVcWG7-rFru8PWO5bnJJymzI12-fnkiiyIUZfyfDspX2wbipllEo06wJ_tgu_wmnpwiTBKPSrQwHE1Pq90Ze2gDHYSdmHZ-PenlqML7xOoH_xw7IoAqqMufiMkmSZTG8e3zM27ab5/s320/kalori+pencuci+mulut1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354093588212220482" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYUXOeUgyp_PxqcRmL78IOuW_7By1OqAOIFRAf-ol77_ssm5Dp7g3dvv-r0MReoS1g08neHoyXMCezPg5WDDnYA1E90rT4Vd605keyvRZ-SRTd3ssBbEbobru2Y8Tcv38b1kKZkNe-6-Ck/s1600-h/kalori+pencuci+mulut2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 238px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYUXOeUgyp_PxqcRmL78IOuW_7By1OqAOIFRAf-ol77_ssm5Dp7g3dvv-r0MReoS1g08neHoyXMCezPg5WDDnYA1E90rT4Vd605keyvRZ-SRTd3ssBbEbobru2Y8Tcv38b1kKZkNe-6-Ck/s320/kalori+pencuci+mulut2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354093804391265906" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Buah-buahan</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEmdqGKWMU7nWlb5TStFa6f1cFp1ppRu5N91x0cVLiRD5lbC4ub4PIzI7cXMhB6-VJePKERX9ShhQRrPCJnQ01IHNapG1WOmDqa3c61gMw0fjYKQvEGTBBuRDg_KMt4FOoYBLySaQ-e1H/s1600-h/kalori+buah1.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 234px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEmdqGKWMU7nWlb5TStFa6f1cFp1ppRu5N91x0cVLiRD5lbC4ub4PIzI7cXMhB6-VJePKERX9ShhQRrPCJnQ01IHNapG1WOmDqa3c61gMw0fjYKQvEGTBBuRDg_KMt4FOoYBLySaQ-e1H/s320/kalori+buah1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354125484445980594" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXkY5k1mgTFF0ihqHAD8Xq8SN8q4UVkpZ4Aj7476kt66xFCxD8aWu1xJFKjsS07Ickh2XUkDMA7eljVNtPWWDBk7-d-j-8UfdBY-jTtviHy0n2S6bKZVmHLzYeE1g0_cQosUh_yYfwQmx7/s1600-h/kalori+buah2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 246px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXkY5k1mgTFF0ihqHAD8Xq8SN8q4UVkpZ4Aj7476kt66xFCxD8aWu1xJFKjsS07Ickh2XUkDMA7eljVNtPWWDBk7-d-j-8UfdBY-jTtviHy0n2S6bKZVmHLzYeE1g0_cQosUh_yYfwQmx7/s320/kalori+buah2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354125686768528450" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sayuran dan Bumbu</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3YDX_UXtu8dIPnYJ2TkyvyyZWOcA_Rk8r74MuXGHbWkSB2tp12-Rb4KcqrFdGCTeiKPxBEp-eRGSWqLEMtWnKCwIC9LMXpLw1VpfD9RyPnObCJeoyz-3Eytafilij12SucCfP14KHohZE/s1600-h/kalori+sayur+bumbu1.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 234px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3YDX_UXtu8dIPnYJ2TkyvyyZWOcA_Rk8r74MuXGHbWkSB2tp12-Rb4KcqrFdGCTeiKPxBEp-eRGSWqLEMtWnKCwIC9LMXpLw1VpfD9RyPnObCJeoyz-3Eytafilij12SucCfP14KHohZE/s320/kalori+sayur+bumbu1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354125950457024610" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg7keqFZEti9_N5MU_XXE_O-TdG4hiM4sXZQsvud6UmfSRpd5GHJcQhyjhZHfz1bZf8bvxaV6hSqDPUQj9YBAdF2Q0g3rY2mHyJeGKXS6Kgytq3vRpLDwyCryD95wFZ0WhMGyRFgL4SZWS/s1600-h/kalori+sayur+bumbu+2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 236px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg7keqFZEti9_N5MU_XXE_O-TdG4hiM4sXZQsvud6UmfSRpd5GHJcQhyjhZHfz1bZf8bvxaV6hSqDPUQj9YBAdF2Q0g3rY2mHyJeGKXS6Kgytq3vRpLDwyCryD95wFZ0WhMGyRFgL4SZWS/s320/kalori+sayur+bumbu+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354126161623486098" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Makanan Protein</span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSxB502JQtcynmQ01v7_P_KkvvqOhEJSMj8bT3IRcn-c2mux-Vchz49aoFZjIUQF7IfYaZ6YMON363M0rzrFMBdBmwmf-k471jcoNxrAaAj5Vx0oszimOKCO95ZNuellVNOyUpWWbtKv73/s1600-h/kalori+makanan+protein1.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 234px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSxB502JQtcynmQ01v7_P_KkvvqOhEJSMj8bT3IRcn-c2mux-Vchz49aoFZjIUQF7IfYaZ6YMON363M0rzrFMBdBmwmf-k471jcoNxrAaAj5Vx0oszimOKCO95ZNuellVNOyUpWWbtKv73/s320/kalori+makanan+protein1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354127547651419698" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwuUZ1-QcWxGeyH9ljKBUPU50VwTDMH0DRBUu0QLG8DI-3fo8skQvmUVKUVcbhfFw9T-F09d_qib3d7czSqCKST_OQS-iT4AhJ8xWuzgKNMKnPG7nPOUUrr3cQbVszWBnvkBJtmFyp-uMq/s1600-h/kalori+makanan+protein+2.jpg"><img style="cursor: pointer; width: 238px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwuUZ1-QcWxGeyH9ljKBUPU50VwTDMH0DRBUu0QLG8DI-3fo8skQvmUVKUVcbhfFw9T-F09d_qib3d7czSqCKST_OQS-iT4AhJ8xWuzgKNMKnPG7nPOUUrr3cQbVszWBnvkBJtmFyp-uMq/s320/kalori+makanan+protein+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354127763133204914" border="0" /></a><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-60163873771851834962009-07-02T05:40:00.000-07:002009-07-03T00:29:27.935-07:00Jenis Makanan Bayi<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih_angAgXzL6STcBfPvZc_cF9ZmQVARDda2B3nqc0tgSgNYg-A9_diqGoOm_NwmowKwbPZb5-XtrVR5uGAVejSEu23zMCDuoNTgydJCK3vsrUVn3yOLx_rFOXvkyl8oIwja-FoS1dMHYeo/s1600-h/Jenis+Makanan+Bayi.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353842958405363714" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 100px; height: 110px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih_angAgXzL6STcBfPvZc_cF9ZmQVARDda2B3nqc0tgSgNYg-A9_diqGoOm_NwmowKwbPZb5-XtrVR5uGAVejSEu23zMCDuoNTgydJCK3vsrUVn3yOLx_rFOXvkyl8oIwja-FoS1dMHYeo/s320/Jenis+Makanan+Bayi.jpg" border="0" /></a> <strong>Menentukan Makanan yang Cocok untuk Bayi</strong>.<br />Banyak ibu muda, khususnya yang baru pertama kali mengalami memiliki buah hati, mengalami kerancuan dan kebingungan dalam memilih makanan bayi yang paling tepat dan bagaimana cara yang benar pemberiannya. Tidak sedikit ibu muda yang telah melakukan konsultasi malah semakin bingung, karena jawaban dari masing-masing pihak berbeda.<br /></div><div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Makanan, selain menjadi sumber bahan bakar energi pada tubuh manusia, seperti kita ketahui, makanan juga sebagai faktor penunjang untuk tumbuh kembang tubuh anak, pada khususnya bayi. Dimana siklus pertumbuhan bayi sangatlah pesat.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Dari paska lahir, berat bayi yang mencapai rata-rata 3 kg, dalam kurun waktu satu tahun pertumbuhannya bisa mencapai sekitar 9 kg. Oleh karena itu, sangatlah penting pemberian makanan pada bayi harus memenuhi syarat kebutuhan gizi.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Pada prinsipnya, bayi memerlukan pemberian makanan secara bertahap. Dari tahap awal yang dimulai dari yang cair, lalu setengah padat, kemudian padat dan dilanjutkan makanan biasa berupa nasi dan lauk pauk. Tidak ketinggalan asupan air, vitamin, serta mineral untuk bayi haruslah cukup,<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Walau demikian, kondisi bayi menentukan kesiapan menerima asupan makanan. Karena pada prakteknya pemberian makanan bersifat individual. Belum tentu semua bayi usia 4 bulan siap diberi bubur susu.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Kondisi fisik bayi juga menentukan kesiapan menerima jenis asupan makanan. Kondisi fisik bayi meliputi berat dan tinggi badannya. Dimana dalam hal ini dokter anak-lah yang memiliki kompetensi khusus yang menilai.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, penting sekali anak dipantau tumbuh kembangnya tiap bulan dari aspek keseluruhan. Dari tinggi badan bayi, berat badan bayi, jadwal pemberian imunisasi dan metode asupan pola makannya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Sesuaikan perkembangan fisik bayi dengan pola makannya, selama masih dalam pemantauan orangtua dan dokter anak, bayi akan mencapai proses tumbuh kembang secara optimal. Beberapa hal yang penting untuk diingat, seberapa banyak dan seberapa sering bayi makan, semuanya tergantung pada usia, tingkat pertumbuhan, berat badan, dan metabolisme. Dan semua itu tak sama antara satu bayi dengan bayi lainnya.<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><strong>ASI</strong><br /></span><div style="text-align: justify;">Bagaimanapun yang terpenting, air susu ibu (ASI) adalah asupan terpenting pada bayi. ASI, selain mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, ASI juga mengandung macam-macam substansi anti-infeksi yang mampu melindungi bayi terhadap berbagai infeksi.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Pada masa usia bayi melewati 4 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan seperti bubur susu, biskuit dan buah-buahan. Kemudian bubur saring (nasi tim yang dihaluskan) mulai usia 6 bulan dan di usia 9 bulan sudah bisa diberikan nasi tim.<br /></div><br /><strong><span style="font-size:130%;">Susu Formula<br /></span></strong><div style="text-align: justify;">Jika Anda mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula yang komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi Anda.<br />Ada berbagai keadaan yang bisa membuat menyusui tidak praktis atau tidak dianjurkan. Ibu-ibu yang tidak bisa menyusui tidak boleh merasa tidak cakap atau bersalah. Sebaiknya susu formula diberikan setelah berkonsultasi dengan dokter dan para profesional ASI.</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br /><strong><span style="font-size:130%;">Buah-buahan</span></strong><br /><div style="text-align: justify;"><strong></strong>Selain menjadi sumber vitamin dan mineral, buah-buahan juga menjadi sumber serat yang bagus. Menginjak usia 6-8 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Buah bisa diberikan dalam bentuk jus.<br />Khusus tomat, rebuslah lebih dulu setelah dicuci bersih, lalu disaring untuk diambil airnya. Atau, si buah hati bisa diperkenalkan ‘finger foods’, yaitu snack yang dapat dimakan oleh bayi sendiri (tidak perlu disuapi), seperti buah yang dipotong-potong ukuran kecil sehingga bayi dapat makan sendiri. Makanan halus ini diberikan 2-3x/hari.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Buah-buahan lainnya seperti melon, alpukat, semangka, pir, dan lainnya dapat diberikan mulai usia 6 bulan. Namun hindari buah-buahan yang bergetah. Karena dapat menimbulkan diare seperti sawo, nenas, durian, mangga dan lainnya.<br /><br />Pada tahap awal, berikanlah kira-kira 30-50 ml air buah sebagai pengenalan pada kondisi pencernaan bayi, pantau reaksi yang timbul. Jika setelah minum air jeruk, timbuil diare, gantilah dengan buah lain pada pemberian berikutnya yang lebih cocok. Namun satu hal terpenting, cuci bersih setiap buah sebelum diberikan pada bayi.<br /></div><br /><span style="font-size:130%;"><strong>Makanan Padat</strong></span><br /><div style="text-align: justify;">Menginjak usia 4-5 bulan bayi sudah bisa diberikan makanan pada. Makanan padat pertama yang diperkenalkan hendaknya masih dalam bentuk lunak agar mudah dicerna bayi, bisa berupa dalam bentuk bubur susu.<br /><br />Bubur susu biasanya terbuat dari bahan tepung serelia seperti beras, maizena, terigu atau havermout, ditambah susu dan gula. Pembuatan bubur susu bisa dilakukan dengan dibuat sendiri atau membeli bubur susu instan. Namun penting diingat, jika membeli bubur instant, jangan pernah lupa untuk memeriksa tanggal kadaluarsanya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Memasuki usia 6 bulan bayi dapat diperkenalkan pada makanan padat berikutnya, seperti halnya nasi tim. Nasi tim biasanya terdiri dari bubur beras ditambah lauk berprotein hewani maupun nabati ditambah sayuran seperti wortel dan bayam.<br />Ada baiknya nasi tim haruslah melalui proses penghalusan terlebih dahulu, bisa dilakukan dengan alat blender sebelum diberikan pada bayi. Setelah bayi menginjak usia diatas 10 bulan, nasi tim tidak perlu dihaluskan lagi.<br /></div><br /><strong><span style="font-size:130%;">Makanan Selingan</span></strong><br /><div style="text-align: justify;">Makanan selingan bagi bayi biasanya hadir berupa dalam bentuk biskuit yang memang dibuat khusus untuk bayi. Perkenalan makanan selingan bisa diberikan disaat bayi menginjak usia 4 bulan.<br /><br />Biskuit bisa dicampur air matang ataupun susu. Namun jika bayi sudah dapat duduk, berikanlah biskuit dalam bentuk kepingan. Hal ini lebih baik karena dapat melatih melatih keterampilan jari-jemari tangannya (motorik halus) serta merangsang pertumbuhan gigi pada bayi.<br /><br />Setelah usia 6 bulan, bayi sudah bisa diberikan makanan lain seperti roti, agar-agar, puding, bubur kacang hijau, dan lainnya.<br /><br />Untuk masalah jadwal pemberian makanan, pada umumnya diberikan tiap 3 jam sekali. Namun dalam suatu kasus, terdapat juga bayi yang sudah lapar dalam interval 2 jam. Hal tersebut normal, karena setiap bayi memiliki keunikan tersendiri.<br /><br />Namun pada umumnya lambung tubuh manusia termasuk bayi akan mengalami pengosongan dalam interval 3 jam. Oleh karena itu penting halnya jika terdapat kasus bayi yang mengalami tidur lebih dari 4 jam, bayi tersebut haruslah dibangunkan dan diberikan makanan.<br /></div></div><br />Sumber : http://anak.klikdokter.com</div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-87389959518545793292009-07-02T05:32:00.000-07:002009-07-03T00:27:23.040-07:00Jadwal Makan Bayi<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqekrZMJq9kozL6jE_oL1f1JdYQA_Fup6lJj4T_UlG3yPTJkJ6KAaRyMkc9ciAJJzdY1MDPUzWK69W_6GeOMaG38PJoPjQCday8srl3tBVKxj-z1SUNau7mEy0RGS5-sz7hnc_wCSkMDu6/s1600-h/Jadwal+Makan+Bayi.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353840206444718242" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 320px; height: 210px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqekrZMJq9kozL6jE_oL1f1JdYQA_Fup6lJj4T_UlG3yPTJkJ6KAaRyMkc9ciAJJzdY1MDPUzWK69W_6GeOMaG38PJoPjQCday8srl3tBVKxj-z1SUNau7mEy0RGS5-sz7hnc_wCSkMDu6/s320/Jadwal+Makan+Bayi.jpg" border="0" /></a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;">Untuk masalah jadwal pemberian makanan, pada umumnya diberikan tiap 3 jam sekali. Namun dalam suatu kasus, terdapat juga bayi yang sudah lapar dalam interval 2 jam. Hal tersebut normal, karena setiap bayi memiliki keunikan tersendiri.<br />Namun pada umumnya lambung tubuh manusia termasuk bayi akan mengalami pengosongan dalam interval 3 jam. Oleh karena itu penting halnya jika terdapat kasus bayi yang mengalami tidur lebih dari 4 jam, bayi tersebut haruslah dibangunkan dan diberikan makanan.<br /></div>Sumber : http://anak.klikdokter.com</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-82403860088841900492009-07-02T05:05:00.000-07:002009-07-03T00:26:42.698-07:00Arti Warna Pada Feses Bayi<div style="text-align: justify;">Kegiatan buang air besar seorang bayi kadang membuat khawatir sebagian orang tua, khususnya pada warna, bentuk dan polanya. Sebelum kita menjadi cemas, pada kesempatan ini saya mau berbagi tips yang saya sadur dari dr.Waldi Nurhamzah, Sp.A, tentang feses bayi.<br />Umumnya warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklet, hijau, merah dan putih/keabu-abuan. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi kita, dapat dideteksi dari warna-warna tinja tersebut. </div><div class="fullpost"><br /><strong></strong></div><div class="fullpost"><strong><br />KUNING<br /></strong><div style="text-align: justify;">Warna Kuning dapat diindikasikan sebagai fases normal untuk bayi, apabila bayi mendapat ASI yang penuh, tanpa campuran susu formula, warna kuning dari fases yang dihasilkan lebih cerah dan cemerlang(didominasi warna kuning. Yang berarti sibayi mendapat ASI penuh dari foremik (ASI depan) dan hindmilk (ASI belakang).<br /></div><br /><strong>HIJAU<br /></strong><div style="text-align: justify;">Warna Hijau pada fases bayi masih dikategorikan normal, tapi warna ini tidak boleh terus-menerus muncul karena hal tersebut berarti cara ibu memberikan ASI kurang tepat/belum benar (yang terhisap oleh bayi hanya foremik saja, kasus tersebut tejadi kalau produksi ASI melimpah.dimana sibayi selalu mengisap ASI depan terlebih dahulu yang mempunyai kandungan gula & laktosa tapi rendah lemak yang membuat bayi cepat lapar kembali & ASI belakang yang mengandung banyak lemak akan terhisap setelah foremik habis, padahal hidmik (ASI belakang) inilah yang membuat tinja menjadi kuning.<br /></div><br /><strong>MERAH<br /></strong><div style="text-align: justify;">Warna Merah pada fases bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertainya, darah tersebut bisa berasal dari tubuh bayi atau dari ibunya yang terisap pada saat proses persalinan,jika darah tersebut berasal dari ibunya, maka fasesnya akan ditemukan bercak hitam & berlangsung 1 s/d 2 hari. Apabila darah tersebut bukan berasal dari 2 hal tersebut kemungkinan lainnya bisa karena alergi susu formula atau penyumbatan pada usus & hal tersebut perlu penanganan cepat danh segera berkonsultasi pada dokter.<br /></div><br /><strong>PUTIH/KEABU-ABUAN<br /></strong><div style="text-align: justify;">Jika warna Putih/keabu-abuan pada kotoran bayi terjadi, maka hal tersebut harus segera diwaspadai. karena warna putih menunjukan gangguan yang cukup riskan yang mungkin disebabkan gangguan pada hatu/penyumbatan saluran empedu pada bayi. yang berarti cairan empedunya tidak dapat mewarnai tinjanya, yang berarti sibayi harus segera dibawa kedokter.<br /></div><br /><strong>BENTUK FESES</strong><br /><div style="text-align: justify;">Feses bayi di dua hari pertama setelah dilahirkan berbentuk aspal lembek setelah itu akan bergumpal seperti jeli, padat, berbiji & berupa cairan. Fases bayi yang diberi ASI ekslusif akan berbentuk pasta/kream, berbiji & cair seperti mencret<br /></div><br /><strong>FREKUENSI BAB<br /></strong><div style="text-align: justify;">Frekuensi BAB pada bayi berbeda-beda khususnya diminggu keempat & keliam yang pertama, dalam sehari bisa lima kali.bayi yang minum ASI ekslusif bisa gak BAB sampai empat hari bahkan sampai tujuh hari, jangan kawatir itu normal selama perkembangannya tidak terganggu.</div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-84905005916298963272009-07-02T04:20:00.000-07:002009-07-03T00:33:55.975-07:00Widal Test<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju3JxATHUDK_MbWoL0dt9_coyZhoTJpMfg3T-WTdh13kdjougnsPG7Ur4snUE1y9ZXFLFdgX4MD4sreAkw8HQH3ruvIpaLcyGHiKvLKwDNrGNsjeGTcwwwX7shgBOsGOv6kIjqqrSp3nXt/s1600-h/widal+test.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353826021647569554" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 142px; height: 111px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju3JxATHUDK_MbWoL0dt9_coyZhoTJpMfg3T-WTdh13kdjougnsPG7Ur4snUE1y9ZXFLFdgX4MD4sreAkw8HQH3ruvIpaLcyGHiKvLKwDNrGNsjeGTcwwwX7shgBOsGOv6kIjqqrSp3nXt/s200/widal+test.jpg" border="0" /></a> Suatu jenis Pemeriksaan Serologi.<br /><div style="text-align: justify;">Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe tertentu.<br /></div><br />Beberapa hal yang sering disalahartikan :<br /><div style="text-align: justify;">1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap kuman Salmonella.<br />2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.<br />Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.<br /></div><div><div class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi didapatkan gejala yang sesuai.<br /></div><br />Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :<br /><div style="text-align: justify;">Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari, sering kali hasilnya masih negatif dan baru akan positif bilamana pemeriksaan diulang. Dengan demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.<br /></div><br />Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid :<br /><div style="text-align: justify;">1. Tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan penyakit tifus.<br />2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang diagnosis.<br />Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal karena kita tinggal di daerah endemik,yang mana sebagian besar populasi sehat juga pernah kontak atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78% populasi orang dewasa. Untuk itu perlu kecermatan dan kehatihatian dalam interpretasi hasil pemeriksaan widal.<br /></div><br /><strong>PENILAIAN</strong></div><strong></strong><br /><div class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Titer widal biasanya angka kelipatan : <strong><em>1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640</em></strong>.<br />- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).<br />- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).<br />- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.<br /></div><br />Uji Widal didasarkan pada : </div><br /><div class="fullpost">- Antigen O ( somatic / badan )<br />- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )<br /><br />Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi.<br /><br /><div style="text-align: justify;">ANTIBODI terhadap Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.<br />Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.<br /><br />Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).<br />Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.<br /></div><br />Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:<br />1. <strong><em>Negatif Palsu</em></strong><br /><div style="text-align: justify;">Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal) menghalangi respon antibodi.<br />Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.<br /></div><br />2. <strong><em>Positif Palsu</em></strong><br /><div style="text-align: justify;">- Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).<br />Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).<br />- Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi normal.<br />Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.<br /></div><br /><strong>Diagnosa Pasti</strong> : <strong><em>GAL CULTURE</em></strong> ( waktu yg dibutuhkan : +/- 1 minggu ).<br /><br /><span style="font-size:130%;"><strong>CARIER</strong><br /></span><div style="text-align: justify;">Sulit untuk menghilangkan sifat ‘carrier’ (titer antibodi dalam darah kita menjadi negatif), mengingat Indonesia endemik tifoid.<br />Tapi ini tidak masalah. Yang penting tidak jatuh sakit.</div></div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com45tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-31283430564521203752009-07-02T04:03:00.000-07:002009-07-03T00:34:49.909-07:00Dengue Blot Test<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9pwlBzePDc3VckdazyidMJ-wpZa4afNeNfILmuUy52mC2eS1jaeP078qg8pCDH6sXrdmtpzXo_T_pIxzxa6mzik6Yq8cY31Ce882G4CHvIjsrfDOs2FZPALkkPY_m15484y0ythCa1Ezg/s1600-h/dengue+test.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353826326253186306" style="margin: 0px 10px 10px 0px; float: left; width: 125px; height: 95px;" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9pwlBzePDc3VckdazyidMJ-wpZa4afNeNfILmuUy52mC2eS1jaeP078qg8pCDH6sXrdmtpzXo_T_pIxzxa6mzik6Yq8cY31Ce882G4CHvIjsrfDOs2FZPALkkPY_m15484y0ythCa1Ezg/s200/dengue+test.jpg" border="0" /></a> Apabila suatu saat kita menderita sakit panas dengan kemungkinan Demam Berdarah Dengue, mungkin saat memeriksakan diri ke dokter, akan dianjurkan unruk dilakukan pemeriksaan darah <strong><em>Dengue Blot Test</em></strong> di laboratorium.<br />Namun setelah keluar hasil laboratoriumnya, mungkin belum banayk pasien yang mengetahui arti dari hasil pemeriksaannya.<br /></div><div><div class="fullpost"><strong><em><br /></em></strong><div style="text-align: justify;"><strong><em>Ig G Positif</em></strong> : artinya pernah menderita Demam Berdarah Dengue saat lampau.<br /><strong><em>Ig M Positif</em></strong> : artinya ssat ini sedang menderita Demam Berdarah Dengue. Dapat terdeteksi apabila infeksi virus telah terjadi paling sedikit 5 hari.<br />Test ini seringkali diulang pada hari berikutnya jika hasilnya negatif.</div></div></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-4707743845607084162009-07-02T02:37:00.000-07:002009-07-02T02:50:28.828-07:00Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwjssP9dhnS8thi0kuSgIS0b2Rzp51QcTelm_lU-9bvVaAkS5BN8y-LyLek2VKrrFnORKc5yHsJJ1sEz2NcR5PLOxNowk0bym-t3PoYlmYB7e6sJp6vRmWunx7oSla1_CBzfC8QiwUNYaV/s1600-h/anak.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 70px; height: 61px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwjssP9dhnS8thi0kuSgIS0b2Rzp51QcTelm_lU-9bvVaAkS5BN8y-LyLek2VKrrFnORKc5yHsJJ1sEz2NcR5PLOxNowk0bym-t3PoYlmYB7e6sJp6vRmWunx7oSla1_CBzfC8QiwUNYaV/s320/anak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353797303990072002" border="0" /></a><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 0-3 bulan</span><br />o Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.<br />o Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.<br />o Melihat dan menatap wajah anda.<br />o Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.<br />o Suka tertawa keras.<br />o Bereaksi terkejut terhadap suara keras.<br />o Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.<br />o Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 3-6 bulan</span><br />o Berbalik dari telungkup ke telentang.<br />o Mengangkat kepala setinggi 90o.<br />o Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.<div class="fullpost">o Menggenggam pensil.<br />o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.<br />o Memegang tangannya sendiri.<br />o Berusaha memperluas pandangan.<br />o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.<br />o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.<br />o Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 6-9 bulan</span><br />o Duduk (sikap tripoid – sendiri).<br />o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.<br />o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.<br />o Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.<br />o Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.<br />o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.<br />o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatatata.<br />o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.<br />o Bermain tepuk tangan/ciluk ba.<br />o Bergembira dengan melempar benda.<br />o Makan kue sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 9-12 bulan</span><br />o Mengangkat badannya ke posisi berdiri.<br />o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.<br />o Dapat berjalan dengan dituntun.<br />o Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan. gambar<br />o Mengenggam erat pensil.<br />o Memasukkan benda ke mulut.<br />o Mengulang menirukan bunyi yang didengar.<br />o Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.<br />o Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.<br />o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.<br />o Senang diajak bermain ”CILUK BA”<br />o Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 12-18 bulan</span><br />o Berdiri sendiri tanpa berpegangan.<br />o Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.<br />o Berjalan mundur 5 langkah.<br />o Memanggil ayah dengan kata ”papa”, memanggil ibu dengan kata ”mama”. gambar<br />o Menumpuk 2 kubus.<br />o Memasukkan kubus di kotak.<br />o Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu<br />o Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 18-24 bulan</span><br />o Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.<br />o Berjalan tanpa terhuyung-huyung.<br />o Bertepuk tangan, melambai-lambai.<br />o Menumpuk 4 buah kubus. gambar<br />o Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.<br />o Menggelindingkan bola kearah sasaran.<br />o Menyebut 3– 6 kata yang mempunyai arti.<br />o Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.<br />o Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 24-36 bulan</span><br />o Jalan naik tangga sendiri.<br />o Dapat bermain dan menendang bola kecil.<br />o Mencoret-coret pensil pada kertas.<br />o Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.<br />o Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.<br />o Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.<br />o Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.<br />o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.<br />o Melepas pakaiannya sendiri.<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Umur 36-48 bulan</span><br />o Berdiri 1 kaki 2 detik<br />o Melompat kedua kaki diangkat<br />o Mengayuh sepeda roda tiga.<br />o Menggambar garis lurus<br />o Menumpuk 8 buah kubus.<br />o Mengenal 2-4 warna.<br />o Menyebut nama, umur, tempat.<br />o Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.<br />o Mendengarkan cerita.<br />o Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri<br />o Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan<br />o Mengenakan sepatu sendiri.<br />o Mengenakan celana panjang, kemeja, baju<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 48-60 bulan</span><br />o Berdiri 1 kaki 6 detik.<br />o Melompat-lompat 1 kaki.<br />o Menari.<br />o Menggambar tanda silang. gambar<br />o Menggambar lingkaran.<br />o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.<br />o Mengancing baju atau pakaian boneka.<br />o Menyebut nama lengkap tanpa dibantu<br />o Senang menyebut kata-kata baru.<br />o Senang bertanya tentang sesuatu<br />o Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.<br />o Bicaranya mudah dimengerti<br />o Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya<br />o Menyebut angka, menghitung jari<br />o Menyebut nama-nama hari<br />o Berpakaian sendiri tanpa dibantu.<br />o Menggosok gigi tanpa dibantu.<br />o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Umur 60-72 bulan</span><br />o Berjalan lurus.<br />o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.<br />o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap<br />o Menangkap bola kecil dengan kedua tangan gambar<br />o Menggambar segi empat.<br />o Mengerti arti lawan kata<br />o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih<br />o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.<br />o Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10<br />o Mengenal warna-warni<br />o Mengungkapkan simpati<br />o Mengikuti aturan permainan<br />o Berpakaian sendiri tanpa dibantu<br /><br />Sumber : http://ratnarespati.com/2008/08/21/tahap-tahap-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-22797197839469388942009-07-02T02:12:00.000-07:002009-07-02T02:22:04.974-07:00Menghitung Berat Badan Ideal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0SO4D0O0KNEHYFXrLDN-8aeTM_RIAZozJziVlTxalnZBzeJ9yG_pi6DEHm8VYycPT_4vy32371Y0Hl72p0zLoyDAJ9_jPrXS45J-CjN7pvUAIZOahMeidFlK3hPVUG6ljb3_RjwNEgpIU/s1600-h/BMI.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 64px; height: 67px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0SO4D0O0KNEHYFXrLDN-8aeTM_RIAZozJziVlTxalnZBzeJ9yG_pi6DEHm8VYycPT_4vy32371Y0Hl72p0zLoyDAJ9_jPrXS45J-CjN7pvUAIZOahMeidFlK3hPVUG6ljb3_RjwNEgpIU/s320/BMI.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353789312679436850" border="0" /></a>Seringkali timbul pertanyaan, apakah berat badan saya saat ini ideal?<br />Salah satu cara untuk mengetahuinya yaitu dengan menggunakan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Body Mass Index</span> / <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Indeks Masa Tubuh</span>.<br />Caranya yaitu : Berat Badan (kg) / Tinggi Badan2 (m)<div class="fullpost"> Penggolongan statusnya adalah sebagai berikut :<br />Underweight : < 18,5<br />Normal : 18,5 - 24,9<br />Overweight : 25 - 29,9<br />Obesitas : >= 30<br />Tk 1 : 30 - 34,99<br />Tk 2 : 35 - 39,9<br />Tk 3 : >= 40 ( Extreme Obesity )</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-36762650209820111342009-07-02T01:04:00.000-07:002009-07-02T01:37:49.112-07:00Penderita Hipertensi : Kurangi Garam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXRlphmpgrGYUbRjvgF50gfHTr4wonAhBPGZsfue2rcJIufWIjN9RgVQXUz1kaCPzp01KMxnUZ7YEWN29u4oy_1Cf5PLgTcrgsW3IwY-xmZe8-urtKJNZjoFWDcNrtSZI-FVp3TCE3OP_S/s1600-h/garam.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 159px; height: 90px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXRlphmpgrGYUbRjvgF50gfHTr4wonAhBPGZsfue2rcJIufWIjN9RgVQXUz1kaCPzp01KMxnUZ7YEWN29u4oy_1Cf5PLgTcrgsW3IwY-xmZe8-urtKJNZjoFWDcNrtSZI-FVp3TCE3OP_S/s320/garam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353779116929165842" border="0" /></a>Garam merupakan bumbu makanan yang harus dikurangi bagi mereka yang menderita penyakit tekanan darah tinggi. Namun banyak orang tidak mengetahui berapa banyak garam yang boleh dikonsumsi apabila penyakit hipertensi telah terjadi.<br />Berikut anjuran mengenai jumlah garam yang boleh dikonsumsi bagi penderita hipertensi :<br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hipertensi Berat</span> : tekanan darah >180 mmHg / > 110 mmHg.<br /><div class="fullpost"> pemasakan tidak boleh ditambahkan garam sedikitpun.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hipertensi Sedang</span> : tekanan darah 160 – 179 mmHg / 100 – 109 mmHg.<br /> garam dibatasi hanya 1/4 sendok teh atau 1 gram sehari/orang.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Hipertensi Ringan</span> : tekanan darah 140 – 149 mmHg / 90 – 99 mmHg.<br /> garam dibatasi hanya 1/2 sendok teh atau 2 gram sehari/orang.</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-39128122667228452722009-07-02T00:51:00.000-07:002009-07-02T01:43:04.374-07:00Keluarga Berencana Alamiah - Metode Kalender<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmh7nNlX5fh8-iBUdVaj38YR1Ezhq9zGnKCnSaeCdp1RPyNRtXgzL60EbSGnfucBN9a4aoLVPHQeKEfResy6b8SBkj1D5rFlD1thsHoLChtR5YpCdkBrRLhyphenhyphenFqxkcVntGX2TPPsADSZatV/s1600-h/kalender.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 82px; height: 71px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmh7nNlX5fh8-iBUdVaj38YR1Ezhq9zGnKCnSaeCdp1RPyNRtXgzL60EbSGnfucBN9a4aoLVPHQeKEfResy6b8SBkj1D5rFlD1thsHoLChtR5YpCdkBrRLhyphenhyphenFqxkcVntGX2TPPsADSZatV/s320/kalender.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353780007777207250" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Cara KB Alamiah dengan cara Metode Kalender</span><br />- Catat panjang dan pendek siklus haid minimal 6 bulan secara terus menerus.<br />- Tentukan hari siklus terpanjang dan terpendek haid.<br />Contoh :<br />Siklus Terpanjang : 30 hari.<br />Siklus Terpendek : 28 hari.<br />- RUMUS :<br />HARI PERTAMA SUBUR : 28 – 18 = HARI KE - 10.<br />HARI TERAKHIR SUBUR : 30 – 11 = HARI KE - 19.<br /><br />- MAKA HARI SUBUR : HARI KE - 10 s/d KE - 19 ( 11 HARI ).<div class="fullpost">------------------------------------------------------------------<br />SIKLUS HAID BULAN<br />1 : ............... HARI<br />2 : ............... HARI<br />3 : ............... HARI<br />4 : ............... HARI<br />5 : ............... HARI<br />6 : ............... HARI<br /><br />SIKLUS TERPANJANG = ............... HARI - 18 = HARI KE - .......<br />SIKLUS TERPENDEK = ............... HARI - 11 = HARI KE - .......<br /><br />MASA SUBUR = HARI KE - ....... s/d .......</div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-18390024709579482152009-07-02T00:45:00.000-07:002009-07-02T00:49:27.480-07:00Jadwal Imunisasi Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-hfwi8tksvelGTiu6mR_5tT3kC-QE2oRswO6sPagz4bPrjPUz5ID7f1fBqSbTPFKx_-7CygSE-KSPfYYf-DG0TfvflBq23Y9Fi2owxDl-DS7_gKqnaroSH8CsIhf4io2T3bmgXg-Gm0o/s1600-h/Jadwal+Imunisasi+Anak.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 263px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-hfwi8tksvelGTiu6mR_5tT3kC-QE2oRswO6sPagz4bPrjPUz5ID7f1fBqSbTPFKx_-7CygSE-KSPfYYf-DG0TfvflBq23Y9Fi2owxDl-DS7_gKqnaroSH8CsIhf4io2T3bmgXg-Gm0o/s320/Jadwal+Imunisasi+Anak.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5335228621997022818" border="0" /></a>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-32982423188131526762009-07-02T00:39:00.000-07:002009-07-02T00:41:03.104-07:00Beda Flu Babi dan Flu Burung<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL8XxmbDj3z6y1VHbCdbbxHcN7DylRcj2tVAymsbBcYYIf3QN4zMla7T0sTbZL6sG42GefD5lcVT7P1q9879oBGwecHi0G9MVU9QdjAYlndLdEbDEbujW8fOEzeifXtzm5P7OowlpQv1ES/s1600-h/Beda+Flu+Babi+dan+Burung.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 233px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL8XxmbDj3z6y1VHbCdbbxHcN7DylRcj2tVAymsbBcYYIf3QN4zMla7T0sTbZL6sG42GefD5lcVT7P1q9879oBGwecHi0G9MVU9QdjAYlndLdEbDEbujW8fOEzeifXtzm5P7OowlpQv1ES/s320/Beda+Flu+Babi+dan+Burung.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5353764568821567874" border="0" /></a><br /><div class="fullpost"><br /><br /><br /></div>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-51476380057882296322009-07-02T00:19:00.000-07:002009-07-02T00:23:35.553-07:00Haemorrhoid ( Wasir )<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dw6PAEUxWtnnKyUPWmAuBcMoWk5py08thIRAX8ddmUrr4j-s_QWAU9J8FJWZLQyNMzfG8P_QMbQVRB894nhIQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8284164332870705978.post-63030140860346990292009-07-02T00:14:00.000-07:002009-07-02T00:19:19.256-07:00Stroke<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwtKykEDfbrCxhEKesUx6RB2Cwhy6HxrH0iaNzd7Xsrn6s-o4KhaJQlnt_4azE7i9blgTcwW7R_q0OlIzm51Q' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Rudy Tjahjadi MDhttp://www.blogger.com/profile/14667031020798192030noreply@blogger.com0